Pertumbuhan produksi gula tidak seimbang bila
dibandingkan pertumbuhan konsumsi. Hal itu tidak diimbangi dengan
pertumbuhan industri gula yang signifikan. Padahal industri gula merah
merupakan salah satu industri yang berpotensi besar meraup keuntungan.
Hal ini disebabkan karena proses pembuatannya yang relatif mudah,
alat-alat yang dibutuhkan sederhana, dan biaya investasinya relatif
kecil, dan dapat menjadi alternatif pengolahan tebu selain diolah
menjadi gula kristal di pabrik gula. Tetapi kondisi di lapangan
menunjukkan bahwa penambahan kapur tidak terukur dan kualitas gula merah
di pasaran tidak sesuai dengan SNI. Berdasarkan hal tersebut maka
dilakukan penelitian terhadap proses pembuatan gula merah dengan bahan
dasar tebu dengan metode penambahan larutan kapur dan flokulan PA-322.
Percobaan pembuatan gula merah dengan bahan dasar tebu meliputi 10
tahap. Yaitu Persiapan bahan baku, penggilingan, filtrasi, analisa nira
tahap I, defekasi, flokulasi, analisa nira tahap II, pemasakan,
pencetakan, dan analisa rendemen.
Kesimpulan yang diperoleh dari inovasi produk yang telah dilakukan
yaitu; nilai rendemen sebesar 5.95%; nilai % brix akan semakin kecil
jika penambahan konsentrasi larutan kapur dan flokulan semakin tinggi;
nilai ICUMSA akan semakin rendah dengan bertambahnya konsentrasi larutan
kapur dan flokulan yang ditambahkan; absorbansi akan semakin rendah
jika nilai ICUMSA juga semakin rendah; percobaan yang telah dilakukan
telah sesuai dengan standar SNI dan dapat dipasarkan; dan metode
penambahan flokulan yang dilakukan di pabrik gula kristal dapat
diaplikasikan di percobaan pembuatan gula merah dari tebu sehingga
didapat nilai ICUMSA sebesar 1756,88 IU yang memenuhi standar SNI
Posting Komentar